Bertemu tapi tak menyatu
Sangat banyak fenomena fenomena alam yang terjadi di alam semesta salah satunya adalah teluk alaska dimana dua lautan bertemu namun tak menyatu.
Seperti yang diketahui khalayak ramai bahwasanya apabila air dicampurkan dengan air kedua air tersebut akan menyatu, namun teori itu tidak berlaku bagi alaska karena nyatanya dua lautan bertemu tapi mereka memilih untuk tidak menyatu. Fenomena ini ternyata ada didalam Alquran, diabadikan dalam quran surah Ar-Rahman ayat 19 - 20.
Berikut ayat beserta artinya :
Ibnu Asyur dalam kitab tafsirnya al-Tahrir wa al-Tanwir menguraikan pendapat bahwa yang dimaksud dengan al-bahrain adalah Sungai Eufrat di Irak dan teluk Persia di pantai Basrah serta di lokasi pantai Bahrain. Kemungkinan lain menurut Ibnu Asyur adalah dua laut yang dikenal ketika wahyu diturunkan, yaitu berlokasi di Laut Merah dan Laut Oman.
Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatihul Ghayb menafsirkan “marajal bahrain” sebagai dua air laut yang bertemu dan berdampingan. Karena pada dasarnya memang secara karakteristik air yang berdampingan pasti bercampur, hanya saja yang pencampuran tersebut dicegah oleh Allah. Air laut seperti itu adalah lautan yang memiliki keistimewaan tersebut yang menurut Ar-Razi disebabkan oleh karakteristik air itu sendiri, yang mana antara air laut satu dengan lainnya tidaklah sama. Karakteristik itu meliputi salinitas (kadar garam), suhu, massa, densitas, dan sebagainya.
Thantawi Jauhari sedikit berbeda dengan Ar-Razi dan Ibnu Asyur dalam dalam memberikan penjelasan “maraj al-bahrain”. Ia berpendapat bahwa terdapat keterlibatan sungai terhadap perpisahan arus aliran air laut tersebut. Adanya siklus air juga berperan penting. Sebab ketika air laut menguap maka akan timbul hujan yang mengaliri sungai-sungai. Sedangkan sungai-sungai tersebut mengalirkan air yang bermuara ke laut. Namun, di setiap air kadar garam yang dikandung dan karakteristik air berbeda-beda, sehingga beberapa kali ditemui air yang tidak menyatu. Fenomena air di Danau Labuan Cermin dan di Selat Madura bisa dijelaskan jika merujuk keterangan Jauhari ini.
Penjelasan lebih mutakhir mengenai fenomena alam yang termaktub dalam Al-Quran juga bisa ditemukan dalam tafsir Kemenag. Dalam menafsirkan Surat Ar-Rahman ayt 19-21 penafsiran Kemenag bercorak tafsir bil ‘ilmi karena mengutip penelitian ilmiah disiplin keilmuan fisika, kimia, dan oceanografi. Dalam tafsir Kemenag dijelaskan bahwa keterpisahan dua luatan yang berdampingan tersebut memiliki faktor yang kompleks seperti tekanan angin, rotasi bumi, topografi dasar laut, rapat massa, temperature suhu udara, perbedaan iklim dan material lain yang berhubungan.
Awal mula ditemukan :
Seorang Oceanografer berkebangsaan Prancis, Jaques Yves Cousteau, telahmengungkap pertemuan dua laut yang tidak bercampur. Ia meneliti pertemuan SamudraAtlantik dan Mediterania yang tidak bercampur satu dengan yang lain.Penelitian ini dilakukannya ketika melakukan eksplorasi di bawah laut. Ia menemuikumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. ''Seolah-olah ada dindingyang membatasi kedua aliran air itu,'' ujarnya Cousteau.Sang ilmuwan pun mencoba mempelajari ilmu kelautan untuk memecahkan misteritentang fenomena ganjil tersebut, namun tak pernah membuahkan hasil. Ia pun menceritakanhal ganjil itu kepada seorang profesor Muslim. Terkejutlah Cousteau ketika sang profesorMuslim menceritakan bahwa fenomena itu telah dijelaskan Alquran 14 abad silam.
Dalam buku 'Alquran vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik' karya Ramadhani dkk,seorang ahli oseanografi bernama Francis J Cousteau pernah menyampaikan laporannyasebagai hasil pengkajiannya terhadap fenomena alam tersebut."Kami mempelajari pernyataan peneliti tertentu tentang penghalang yangmemisahkan lautan dan mengamati bahwa Laut Mediterania memiliki salinitas dan kerapatanyang berbeda serta menjadi tempat hunian bagi flora dan fauna yang khas dari tempat itu,"jelas Cousteau.Pihaknya meneliti air di Samudera Atlantik dan menemukan sifat yang sama sekaliberbeda dengan Laut Tengah. Awalnya mereka mengira kedua laut yang bertemu di SelatGibraltar mestinya menunjukkan sifat yang serupa dalam salinitas, kerapatan, dan sifat-sifatlainnya.Namun, kedua laut itu menunjukkan sifat berbeda walaupun keduanya berdampingan.Hal tersebut sangat mengherankan. "Sebuah tabir ajaib mencegah keduanya bercampur. Tabirserupa juga diamati di Bab Al Mandab di Teluk Aden yang bertemu dengan Laut Merah,"tambahnya.
ADAPUN KENAPA LAUT DI ALASKA TIDAK MENYATU DIKARENAKAN ADANYA PERBEDAAN KEPADATAN AIR, SUHU, DAN SALINITAS ( TINGKAT KADAR GARAM) MASING MASING.
Penampkan Danau Labuan Cermin
Penampakan Teluk Alaska.
Komentar
Posting Komentar